VIVA.co.id - Operator dianggap kurang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait layanan 4G LTE. Contoh yang paling nyata adalah soal kecepatan. Padahal, tanpa fiber optik, layanan 4G dianggap tidak bisa memberikan kecepatan maksimal.
"4G LTE memang bisa memberikan kecepatan sampai 100 Mbps, namun ternyata itu hanya untuk satu BTS secara keseluruhan. Masyarakat sendiri tidak peduli dengan speed besar. Mereka sudah puas dengan speed stabil di 2 Mbps. Untuk bisa cepat, mereka butuh fiber optik," ujar anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Ridwan Effendi, Selasa 24 Maret 2015 kemarin.
Menurut Ridwan, jika berbicara 4G, berbicara soal akses. Namun, yang sering dilupakan operator adalah soal backbone. Saat ini, operator diklaim masih menggunakan microwave link dan itu dianggap percuma.
"Aksesnya harus besar, tetapi backbone-nya dicekik. 4G harusnya siap dengan fiber optik. Percuma bicara 4G tapi backbonenya masih microwave link," kata dia.
Menanggapi hal ini, Direktur Jaringan XL, Onky Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya sudah cukup memberikan edukasi terkait kecepatan 4G. Bahkan, mereka menegaskan kepada masyarakat jika layanan ini berbeda dengan 3G, lebih memberikan kenyamanan dalam menggunakan aplikasi macam video conference. Bahkan, mereka memberikan tagline '4G - For Goodness'.
"Kalau soal fiber optik, tidak banyak yang tahu memang kalau XL memiliki akses FO sepanjang 35 ribu kilometer. Fiberisasi sudah kita mulai sejak 2010-2011. Ke depan, LTE kita akan menggunakan fiber optik tapi microwave juga berkontribusi di beberapa area. Kalau sampai ke agregasi, baru pakai fiber. Jadi, kita sudah cukup siap ke LTE," papar Onky.
Diperjelas oleh Direktur Ericsson Indonesia, Rustam Effendi, penggunaan Microwave, atau Fiber Optik bukanlah masalah. Hal ini, karena perangkat microwave pun sudah memiliki teknologi yang cukup untuk LTE.
"Teknologi microwave versi lama memang hanya memiliki kapasitas 32-64 megabit. Itu dulu, waktu awal-awal 3G. Sekarang sudah ada microwave yang 1 GB. Hanya saja butuh frekuensi yang tinggi, sehingga cakupan jaraknya pendek. Itulah sebabnya fiber tetap dibutuhkan.
Dikatakannya, zaman fiber belum ada, penggunaan microwave link bisa mencapai jarak 20-30 kilometer, namun bandwidth-nya kecil. "Sekarang jadi bisa pakai fiber, last mile-nya baru pakai microwave. Jadi, microwave tetep ada," kata dia. (asp)
0 komentar:
Posting Komentar